Aku sesat seperti domba yang hilang, carilah hamba-Mu ini, sebab perintah-perintah-Mu tidak kulupakan. –Mazmur 119:176
Baca: Mazmur 119:169-176
David Uttal adalah seorang ilmuwan dalam bidang kognitif yang mempelajari navigasi, tetapi ia sendiri mengalami kesulitan saat harus menemukan arah atau letak suatu tempat. Ini bukan masalah baru baginya, karena sewaktu masih berusia 13 tahun, ia pernah tersesat lebih dari dua hari dalam suatu pendakian. Uttal mengakui bahwa ia masih bergumul untuk mengikuti petunjuk arah yang sederhana dalam kehidupan sehari-hari. Memang sebagian orang adalah navigator alami, yang tahu persis di mana mereka berada dan bagaimana caranya mencapai tempat yang ingin mereka tuju. Namun, seperti Uttal, ada orang-orang yang kesulitan mengikuti petunjuk yang jelas sekalipun, sehingga mereka sering tersesat.
Sang pemazmur juga pernah kehilangan arah akibat tersesat: “Aku sesat seperti domba yang hilang, carilah hamba-Mu ini, sebab perintah-perintah-Mu tidak kulupakan” (Mzm. 119:176). Ia mengibaratkan dirinya seperti domba yang hilang dalam pengembaraannya. Meski domba adalah makhluk yang berharga, mereka juga dikenal suka memberontak dan sesekali menjauh dari gembalanya, sehingga mereka perlu diselamatkan. Di sini, kemampuan sang pemazmur untuk menjalani kehidupan rohani telah menurun, dan kepekaan rohaninya mulai pudar. Oleh karena itulah, ia memerlukan Allah untuk mengejarnya dan memberikannya “pengertian” (ay. 169).
Saat kita menjauh dari pemeliharaan Allah, kasih-Nya yang besar mendorong-Nya untuk mencari dan menuntun kita kembali kepada-Nya. Ketika dengan pertolongan-Nya kita memahami Kitab Suci dan menaati “segala perintah-[Nya]” (ay. 172), kita dapat terhindar dari ketersesatan rohani.
Oleh: Marvin Williams
Renungkan dan Doakan
Dalam hal apa Anda telah menjauh dari Allah dan hikmat-Nya? Bagaimana Anda akan mengingat perintah-Nya hari ini?
Allah yang penuh kasih karunia, aku menyadari betapa seringnya aku bersikap seperti domba yang tersesat, begitu mudah menyimpang dan terbujuk ke jalan yang salah. Bawalah aku kembali ke sisi-Mu.
Amin
Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu
WAWASAN
Alkitab adalah pemberian Allah yang memampukan kita menjalani hidup yang berkenan kepada-Nya (Ulangan 4:1-8; 2 Timotius 3:14-17). Mazmur 119 mencerminkan komitmen teguh sang pemazmur untuk menghidupi kebenaran firman Tuhan. Mazmur ini dibuka dengan pernyataan bahwa “orang-orang yang memegang peringatan-peringatan-Nya, yang mencari Dia dengan segenap hati” akan berbahagia (ay. 2).
Di sepanjang 176 ayat (yang terbagi dalam 22 bagian, masing-masing terdiri dari delapan ayat), pemazmur menegaskan otoritas, supremasi, kecukupan, dan kuasa perubahan yang dimiliki Kitab Suci. Kitab itu memberi jaminan, pengharapan, damai, sukacita, dan kegirangan (ay. 14,16,24,97,103,111,114,165). Kitab Suci juga memberikan hikmat dan petunjuk untuk menjalani hidup (ay. 32,98-100,105), serta penghiburan di masa-masa sulit (ay. 28,50,52,92). Firman Tuhan memberi kita kesanggupan untuk hidup berkenan kepada-Nya, menjaga kita dari dosa, dan menegur kita ketika kita tersesat (ay. 9-11,29,133).
Allah yang penuh kasih memakai Kitab Suci untuk menarik kita semakin dekat kepada-Nya. –K.T. Sim
Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti
Our Daily Bread

Tidak ada komentar:
Posting Komentar