Marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita. –Ibrani 4:16
Baca: Ibrani 4:14-16; 5:1-6
Saat masih bekerja sebagai jurnalis muda, saya belajar tentang kehebatan dari “kartu pers.” Tanda pengenal tersebut—yang mencantumkan nama, foto, dan media tempat saya bekerja—dapat memberi saya akses untuk menemui dan mewawancarai para atlet dan selebriti sebelum atau sesudah suatu acara penting.
Namun, setelah saya menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, saya menyadari bahwa olahraga dan karier telah menjadi berhala dalam hidup saya. Setelah menaati panggilan Allah untuk bekerja di tempat lain, saya memang kehilangan kartu pers saya, tetapi saya memperoleh akses ke hadapan takhta Allah di surga melalui doa, berkat kematian dan kebangkitan Yesus.
Penulis Kitab Ibrani menerangkan bahwa seorang imam besar dipilih dari antara orang Israel, secara khusus dari keturunan Harun, dan ditetapkan sebagai perantara yang mewakili umat di hadapan Allah. Hanya ia sendiri yang boleh masuk ke ruang maha kudus dalam Bait Suci satu kali dalam setahun untuk “mempersembahkan persembahan dan korban” untuk menebus dosa umat dan dosanya sendiri (5:1), sebab ia sendiri juga manusia biasa.
Kemudian Kristus datang, Imam Besar Agung kita yang sempurna. Ketika Dia mati, tabir Bait Suci terbelah dua dan penghalang yang terdapat antara Allah dan umat manusia pun disingkirkan (Mat. 27:51).
Karena Penebus kita yang penuh kasih telah mendamaikan kita dengan Bapa-Nya, kita dapat berdoa dengan leluasa kepada Allah: “Marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya” (Ibr. 4:16).
Sungguh suatu hak istimewa untuk dapat masuk ke hadapan takhta Allah saat kita berbicara kepada-Nya dalam doa.
Oleh: Nancy Gavilanes
Renungkan dan Doakan
Bagaimana Anda dapat menyisihkan lebih banyak waktu untuk berdoa? Apa yang menyebabkan Anda jarang berdoa?
Tuhan Yesus, terima kasih, karena Engkau telah membukakan bagiku jalan masuk kepada Bapa.
Amin
Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu
WAWASAN
Yesus adalah “Imam Besar Agung” kita (Ibrani 4:14), yang turut merasakan kelemahan kita karena Dia pernah hidup sebagai manusia, meski tidak berbuat dosa (ay. 14-15; 5:1-2). Kristus menjadi “manusia biasa yang terdiri dari daging dan darah. . . . dengan tubuh yang sama seperti kita, agar melalui kematian-Nya, Dia bisa menghancurkan kuasa iblis atas kematian” serta mempersembahkan “kurban untuk mendamaikan manusia dengan Allah” (2:14,17 TSI).
“Melalui pengurbanan yang sudah Kristus lakukan” bagi kita (Efesus 2:18), sekarang kita “bebas dan mempunyai keberanian untuk berdoa kepada Allah” (3:12 TSI). Betapa istimewanya hak istimewa ini: kita boleh membawa doa kita ke hadapan “takhta kasih karunia” (Ibrani 4:16), karena Allah adalah Raja sekaligus Bapa kita. –K.T. Sim
Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti
Our Daily Bread

Tidak ada komentar:
Posting Komentar